PENGOLAHAN DATA PENGINDERAAN JAUH

PENGOLAHAN DATA PENGINDERAAN JAUH
Hallo semua, terima kasih sudah mengunjungi blog kami.

Kali ini Gisser mau berbagi mengenai Pengolahan Data Penginderaan Jauh.

Eits, tapi bagi yang belum membaca tentang Sejarah Penginderaan Jauh, langsung klik disini ya.

Baik, langsung saja ke pembahasannya.



Pengolahan data adalah penanganan data yang direkam oleh sensor penginderaan jauh hingga bentuk yang dapat diinterpretasi dan atau bentuk informasi yang dapat dipakai oleh pengguna.  Penanganan data dilakukan dengan mesin seperti komputer dan alat mekanik/alat elektronik lainnya.

Usaha pengolahan data hingga bentuk citra dapat diinterpretasi atau informasi lain yang dapat langsung digunakan oleh pengguna, memerlukan keahlian, instrumensi, waktu, pengalaman, dan data rujukan.  Peranan manusia dalam pengolahan data cukup penting untuk berbagai terapan penginderaan jauh diberbagai bidang pembangunan.

Sistem pengolahan citra digital terdiri dari perangkat keras utama, perangkat penunjang, dan perangkat lunak.  Pra-pengolahan data indera jauh digital biasanya mengikuti prosedur mencakup rektifikasi (perbaikan atau koreksian) dan restorasi (pemulihan) citra.

Rektifikasi dan restorasi citra merupakan prosedur pengolahan data yang dilakukan untuk memperoleh data yang sesuai dengan aslinya.  Citra hasil rekamanan sensor penginderaan jauh mengalami berbagai distorsi yang disebabkan oleh gerakan sensor, faktor media antara, dan faktor objeknya sendiri sehingga perlu diberulkan atau dipulihkan kembali.

Prosedur operasi ini biasa disebut operasi pengolahan data awal atau pra-pengolahan citra, yang meliputi berbagai koreksi, yaitu koreksi radiometrik, koreksi geometrik, dan koreksi atmosferik.

Penajaman citra bertujuan untuk peningkatan mutu citra, yaitu menguatkan kontras kenampakan yang tergambar dalam citra digital.  Penajaman citra citra dilakukan sebelum penampilan citra atau sebelum dilakukan interpretasi, dengan maksud untuk menambah jumlah informasi yang dapat di interpretasi secara digital.

Beberapa terapan penajaman, seperti penajaman titik, penajaman area, penajaman tepi, serta penajaman tambahan dapat dilakukan secara filtering menggunakan filter frekuensi rendah atau frekuensi tinggi.  Filter frekuensi rendah digunakan untuk menghilangkan distorsi yang bersifat garis sering terjadi karena kerusakan detektor pada sensor.

Filter frekuensi tinggi digunakan sebaliknya yaitu memperjelas daerah-daerah yang bersifat garis, misalnya garis batas antara air dan daratan yang terdapat pada citra (Purwadhi, 2001).  

Berikut adalah Diagram Alir Pengolahan Data Penginderaan Jauh.

Interpretasi citra sesuai dengan kebutuhan pengguna dapat dilakukan dengan sistem klasifikasi yang bertujuan untuk pengelompokkan atau segmentasi kenampakan-kenampakan yang homogen dengan teknik kuantitatif.  Prosedur operasi dilakukan dengan pengamtan dan evaluasi setiap pixel yang terkandung didalam citra dan dikelompokkan/diklasifikasi pada setiap kelompok informasi.

Klasifikasi citra bertujuan untuk pengelompokkan atau melakukan segmentasi terhadap kenampakan-kenampakan yang homogen dengan menggunakan teknik kuantitatif. 

Menurut Purwadhi, 2001, klasifikasi secara digital dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu sebagai berikut:

1.    Klasifikasi nilai pixel didasarkan pada contoh daerah yang diketahui jenis objek dan nilai spektralnya, disebut klasifikasi terbimbing (supervised classification);

2.   Klasifikasi tanpa daerah contoh yang diketahui jenis objek dan nilai spektralnya disebut klasifikasi tak-terbimbing (unsupervised classification)dikenal dengan proses pengelompokkan data menjadi sejumlah kelompok atau kelas (cluster);

3.  Klasifikasi gabungan atau kalsifikasi hibrida (hybride) menggunakan kedua cara, yaitu gabungan antara klasifikasi terbimbing dan klasifikasi tak-terbimbing.


Daftar Pustaka

Purwadhi, S.H. (2001). Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Grassindo.

Purwadhi, S.H. dan Sanjoto, T.B. (2008). Pengantar Interpretasi Citra

              Penginderaan Jauh. Jakarta:LAPAN.


gsn

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar